- Bupati Muba H M Toha Tohet Sampaikan R-APBDP TA 2025
- Bupati Toha Hadiri Rapat Paripurna, Serap Aspirasi Lewat Reses III DPRD untuk Percepatan Pembangunan
- Pemkab Muba Audiensi ke Pemprov Sumsel Bahas Batas Wilayah dengan Muratara dan Muaro Jambi
- Kunjungan Tim 1 Patriot Universitas Diponegoro ke Pustu UPT 2 Trans Air Balui
- IMMUBA Siap Jadi Poros Tengah Pengontrol Pembangunan Daerah
- Disnakertrans Muba Gandeng BP3MI Sumsel Gelar Sosialisasi Perlindungan Kompetensi CPMI
- Bupati Toha: Bupati Cup Jadi Ajang Silaturahmi dan Uji Coba Menuju Porprov XV dan Peparprov V
- DEWAN PBB Umumkan Bencana Kelaparan di Gaza, Legislator RI: Dunia Tidak boleh Diam
- Dibuka Bupati H M Toha Tohet, Lomba Bidar di Muba Berlangsung Semarak dan Meriah
- Bupati Toha: Balap Ketek Bukan Sekadar Lomba, Tapi Warisan Budaya Bahari Muba
DEWAN PBB Umumkan Bencana Kelaparan di Gaza, Legislator RI: Dunia Tidak boleh Diam
Komisi I DPR RI : Yudha Novanza Utama, ISRAEL Gunakan Isu Kelaparan di Gaza sebagai alat perang, Dunia harus Bertindak

Fhoto Anak anak di jalur Gaza (Muhammed Abed/AFP)
Jakarta(KIRKANEWS)
Anggota Komisi I DPR RI, Yudha Novanza Utama, menyoroti pengumuman resmi
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai bencana kelaparan di Gaza, Palestina.
Ia menyebut peringatan itu harus menjadi alarm untuk Indonesia mengambil
langkah insiatif menghentikan segala bentuk penindasan.
"Deklarasi PBB menandai pertama kalinya bencana
kelaparan dinyatakan di kawasan Timur Tengah. Fakta ini menunjukkan penderitaan
rakyat Palestina sudah pada tahap yang sangat darurat," kata Yudha kepada
wartawan, Senin (25/8/2025).
Yudha menyoroti pernyataan Kepala Bantuan PBB Tom Fletcher
yang menegaskan bahwa kelaparan ini seharusnya tidak perlu terjadi. Ia menyebut
peristiwa yang terjadi di Gaza bukan bencana alam melainkan kejatahan politik
pada akses kemanusiaan.
Baca Lainnya :
"Fletcher mengatakan dengan sangat jelas bahwa makanan tidak bisa sampai ke Gaza karena hambatan sistematis oleh Israel. Artinya, ini bukan bencana alam, tetapi akibat dari kebijakan politik yang menutup akses kemanusiaan," ujarnya.
Legislator Golkar ini menyerukan komunitas internasional segera bersatu untuk menekan Israel membuka jalur bantuan kemanusiaan. Ia meminta pemerintah RI untuk berusaha lebih lantang di forum dunia.
"Ratusan ribu warga Gaza kini menghadapi kondisi
bencana besar. Situasi ini tidak hanya menyangkut Palestina, tetapi juga ujian
bagi solidaritas kemanusiaan dunia. Jangan biarkan kelaparan dijadikan alat
perang," ujar Yudha.
"Pemerintah Indonesia harus lebih aktif memimpin
inisiatif diplomatik, baik di PBB, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), maupun
forum internasional lainnya. Indonesia tidak boleh diam, harus berdiri di garis
depan memperjuangkan pembukaan jalur bantuan dan penghentian blokade
Israel," sambungnya.
Ia mengutuk keras blokade bantuan makanan terhadap Gaza
hingga membuat anak-anak menderita dan akhirnya meninggal dunia. Yudha meminta
negara di seluruh dunia tak tutup mata atas peristiwa ini.
"Anak-anak adalah korban paling tidak berdaya. Mereka
menderita kelaparan, sakit, bahkan kehilangan masa depan karena perang dan
blokade. Dunia tidak boleh menutup mata ketika generasi muda Palestina
dibiarkan mati perlahan akibat kelaparan," ungkapnya.
Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) resmi
menyatakan bencana kelaparan di Jalur Gaza, Palestina. Namun warga Palestina
menilai deklarasi PBB itu terlambat.
Pengumuman PBB tersebut datang setelah berbulan-bulan
peringatan mengenai krisis pangan di Gaza. Pada akhir Juli lalu, Integrated
Food Security Phase Classification (IPC), sebuah inisiatif yang didukung
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan peringatan krisis kelaparan
akibat konflik di Gaza.
IPC menyebut semakin banyak bukti menunjukkan bahwa
kelaparan, malnutrisi, dan penyakit yang meluas mendorong peningkatan kematian
akibat kelaparan. Tercatat lebih dari 20.000 anak dirawat untuk perawatan
malnutrisi akut antara April dan pertengahan Juli. Jumlah itu di antaranya
3.000 anak lebih mengalami malnutrisi parah.
"Data terbaru menunjukkan bahwa ambang batas kelaparan
telah tercapai untuk konsumsi pangan di sebagian besar Jalur Gaza dan untuk
malnutrisi akut di Kota Gaza," demikian bunyi peringatan tersebut, yang
menyerukan tindakan segera untuk mengakhiri permusuhan dan memungkinkan respons
kemanusiaan yang luas, tanpa hambatan, dan menyelamatkan nyawa. (rel/lis)
