- Bupati Muba H M Toha Tohet Sampaikan R-APBDP TA 2025
- Bupati Toha Hadiri Rapat Paripurna, Serap Aspirasi Lewat Reses III DPRD untuk Percepatan Pembangunan
- Pemkab Muba Audiensi ke Pemprov Sumsel Bahas Batas Wilayah dengan Muratara dan Muaro Jambi
- Kunjungan Tim 1 Patriot Universitas Diponegoro ke Pustu UPT 2 Trans Air Balui
- IMMUBA Siap Jadi Poros Tengah Pengontrol Pembangunan Daerah
- Disnakertrans Muba Gandeng BP3MI Sumsel Gelar Sosialisasi Perlindungan Kompetensi CPMI
- Bupati Toha: Bupati Cup Jadi Ajang Silaturahmi dan Uji Coba Menuju Porprov XV dan Peparprov V
- DEWAN PBB Umumkan Bencana Kelaparan di Gaza, Legislator RI: Dunia Tidak boleh Diam
- Dibuka Bupati H M Toha Tohet, Lomba Bidar di Muba Berlangsung Semarak dan Meriah
- Bupati Toha: Balap Ketek Bukan Sekadar Lomba, Tapi Warisan Budaya Bahari Muba
Bupati Toha: Balap Ketek Bukan Sekadar Lomba, Tapi Warisan Budaya Bahari Muba
Event Tahunan Jadi Kampanye Jaga Kelestarian Sungai Musi dari Illegal Fishing

Lumpatan(KIRKANEWS) Riuh sorak penonton menggema di tepian Sungai Musi. Sebanyak 56 perahu ketek nelayan melaju kencang dalam Balap Ketek Bajemo Open Race Season III yang dibuka langsung oleh Bupati Muba H M Toha Tohet SH di Dusun III Desa Lumpatan II, Kecamatan Sekayu, Senin (25/08/2025).
Ajang tahunan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Acara yang selalu ditunggu masyarakat ini disambut dengan antusias luar biasa. Ribuan warga tumpah ruah di tepian Sungai Musi, menjadikan balap ketek tak sekadar perlombaan, melainkan pesta rakyat sekaligus simbol persatuan.
Baca Lainnya :
- TP PKK Muba Gelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kader Se-Kabupaten0
- Pemkab Muba Salurkan Bantuan Beras untuk Korban Puting Beliung di Jirak Jaya0
- Malam Grand Final Pelopor Anak Muba 2025: Selamat Alya dan Rakha Terpilih sebagai \"Pelopor Anak Mub0
- Bupati Muba Hadiri Malam Puncak HUT ke-80 RI di Keluang0
- Program Kuliah Gratis, Pemkab Muba Lepas Puluhan Mahasiswa Yang Terima Beasiswa Berkuliah di Telkom0
Dalam sambutannya, Bupati Toha Tohet menegaskan bahwa lomba balap ketek adalah bagian dari identitas budaya masyarakat bahari Muba.
“Saya atas nama pribadi, masyarakat, dan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta. Lomba ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana membangkitkan kembali pola kehidupan bahari masyarakat nelayan, serta mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian Sungai Musi sebagai sumber kehidupan,” ujar Bupati.
Bupati H M Toha Tohet juga menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada panitia serta seluruh pihak yang berkontribusi.
“Saya berharap kegiatan ini terus berlanjut dan ditingkatkan di masa mendatang. Kepada peserta, raihlah prestasi dengan semangat sportivitas, dan kepada penonton mari kita jaga ketertiban serta keselamatan dalam menyaksikan perlombaan ini,” tambahnya.
Ketua Panitia, Endang Saputra, melaporkan bahwa balapan tahun ini diikuti 56 peserta perahu ketek dari Desa Lumpatan II maupun desa lainnya di Kecamatan Sekayu. Para peserta berlaga memperebutkan hadiah menarik, di antaranya:
Juara I (Rp 5 juta + mesin ketek merk Honda), Juara II (Rp 3,5 juta), Juara III (Rp 2,5 juta), Juara IV (Rp 1,5 juta), Juara V–IX (sepeda BMX) Juara X (Kompor Gas).
Endang juga mengucapkan terima kasih kepada Bank Sumsel Babel Cabang Sekayu, Kepala Desa Lumpatan II, serta semua pihak yang telah mendukung penuh jalannya acara.
Balap Ketek ini bukan hanya hiburan rakyat, lanjut Endang tetapi juga media sosialisasi pentingnya menjaga Sungai Musi dari praktik illegal fishing, demi kelestarian alam dan keberlanjutan kehidupan nelayan.
"Sebagai daerah yang dikenal sebagai lumbung ikan air tawar, Muba terus berkomitmen melestarikan budaya bahari dan tradisi masyarakat nelayan. Melalui event balap ketek ini, semangat gotong royong, sportivitas, dan kebersamaan kembali hidup, sekaligus menjadi cara kreatif masyarakat Muba dalam merayakan kemerdekaan,"tandasnya.
Turut hadir mendampingi Bupati, Pembina Bajemo Open Drs Syafarudin, Camat Sekayu Edi Haryanto, Forkopimda, OPD, para tokoh agama dan masyarakat, para kepala desa.(rel/lis)
